BENDERA OH BENDERA

 



BENDERA OH BENDERA


BENDERA OH BENDERA

Pak Tyqnue Azbynt


Masuk awal Agustus kulihat madrasahku seperti masih tidur panjang. Tak ada bendera terpancang seperti biasanya. Hanya tiang bendera berdiri kesepian. Karena itulah kupanggil salah seorang anggota Seksi Trantib dan menanyakan perihal bendera. Memang madrasahku upacaranya pertanggal 17 aja tiap bulannya. Tapi..., di bulan kemerdekaan ini kok malah tak ada kibarannya di angkasa. 


" Kamu ke sini, dan lihat tiang bendera itu ! Sekarang bulan apa! ", sindirku padanya. Dia pun menyadari keteledorannya, tapi sayang seribu sayang bendera itu telah raib dari etalase OSIS. Aku memintanya untuk bertanggung jawab, dan aku tak.mau tahu. Besok pagi harus sudah berkibar. 


Pagi menjelang, saat Garda Wiyata ( SATPAM Madrasah ) menguak pintu sudah kulihat bendera besar masih baru dengan bahan kain satin tebal berkibar dengan gagahnya, bahkan sampai-sampai tiangnya bergoyang ketika digoda angin. Demi mengapresiasi atas kerja sang Sei Trantib, kupanggil dia dan dihadapkan pada pengasuh pesantren yang menaungi madrasah kami. Aku berharap beliau berkenan memberikan penghargaan padanya, karena kas OSIS untuk beli bendera sudah tak ada, justru dia bisa mengupayakannya. 

" Namamu siapa dan sebagai petugas apa?", Tanya Kiyai ( pengasuh ).

" Syarif, Abuya", jawabnya.

" Saya bangga padamu bisa mengupayakan pengadaan bendera itu, dan sebagai tanggung jawabmu telah kau tunaikan. Tapi ngomong-ngomong dari mana kamu dapat bendera yang apik itu".

" Anu...anu Abuya, saya mencuri di halaman Pegadaian dekat alun-alun, selepas subuh tadi ". Jawabnya ketakutan.

" Lho kok bisa kan dekat pos Polisi?", Imbuhnya sudah mulai tampak jengkel.

" Enggih Abuya...di sana benderanya gak pernah dientas, siang malam selalu ada di tiangnya, tak ada petugas yang menaikkan dengan upacara". Antusiasnya tanpa menyadari bahwa pangasuh sudah mulai marah. 

" Kamu besok pergi ke kantor pegadaian dengan membawa bendera itu, dan jangan lupa lapor serta minta maaf",. 

Aduh duh duuuuuh, aku jadi malu, mangkel, dan bingung atas kenekatannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages